Sabtu, 14 Mei 2016

DEFINISI, TUJUAN DAN MANFAAT ILMU AKHLAQ

MAKALAH
PENDIDIKAN AKHLAQ :
DEFINISI, TUJUAN DAN MANFAAT ILMU AKHLAQ
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah
Pendidikan Akhlaq
Dosen : Yudi Kuswandi, S.Pdi, M.Ag.





Disusun Oleh :
Ferdiansyah
Ima Surahmawati
Mustasir
Nuraeni
Ujang Suhaya



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
SILIWANGI BANDUNG
2015/2016






KATA PENGANTAR


       Alhamdulillah. Segala puji dan puncak kekaguman serta keagungan hanya tertuju kepada Allah SWT. Sudah tak terhitung nikmat Allah SWT yang telah dianugerahkan oleh-NYA kepada kita, mulai dari nikmat bernafas hingga kita merasakan betapa berharganya bernafas itu (sakit). Lantunan sholawat dan seruan salam  semoga senantiasa tercurahkan kepada makhluk agung termasyhur, Manusia Pilihan-NYA. Dialah Rasulullah SAW.
       Atas pertolongan dan kasih sayang-NYA-lah, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan Akhlak atas segala kerelaannya, kepada teman-teman seperjuangan, dan terlebih kepada semua sumber materi. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Pendidikan Akhlaq.
       Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan menyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis berharap kepada para pembaca, dosen pemerhati, dan semua kalangan untuk dapat memberikan kritik dan masukan-masukan positif yang membangun untuk kesempurnaan  kedepannya.
       Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, pemerhati, dan semua kalangan yang bersangkutan. Aamiin.


BAB I

PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang

       Pendidikan akhlaq adalah jiwa dari pendidikan islam dan mencapai suatu akhlaq yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan sebagaimana diutusnya Rasulullah Muhammad SAW sebagai penyempurna Akhlaq. Allah telah menganugerahkan akal pikiran kepada manusia sebagai suatu penghormatan, membebaninya dengan kewajiban hukum dan memberinya kebebasan memilih antara mengerjakan atau meninggalkan perintah Allah di bawah kendali akal pikirannya. Sedangkan pada diri manusia itu sebenarnya telah dibekali oleh Allah suatu alat penyaring (filter) yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Akhlaq sangatlah urgen bagi manusia.
       Urgensi akhlaq ini tidak saja dirasakan oleh manusia dalam kehidupan perseorangan, tetapi juga dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, bahkan juga dirasakan dalam kehidupan berbangsa atau bernegara. Akhlaq adalah mustika hidup yang membedakan makhluk manusia dari makhluk hewani. Manusia tanpa akhlaq adalah manusia yang telah “membinatang” dan sangat berbahaya. Manusia akan lebih jahat dan lebih buas daripada binatang buas sendiri. Akhlaq telah lenyap dari diri masing-masing manusia, kehidupan ini akan kacau balau, masyarakat menjadi berantakan. Begitu banyaknya hal yang dapat menyebabkan kemerosotan akhlaq (dekadensi moral) yang dapat menimbulkan akhlaq buruk atau perilaku tercela. Oleh karena itu kita sebagai manusia berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai akhlaq yang baik. Salah satunya dengan mengkaji Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena sumber daripada pendidikan akhlaq adalah Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dinyatakan dalam sebuah hadits Nabi SAW:
       Artinya: “Dari Anas Bin Malik berkata: Bersabda Nabi Saw: Telah kutinggalkan atas kamu sekalian dua perkara, yang apabila kamu berpegang kepada keduanya, maka tidak akan tersesat, yaitu Kitab Allah dan Sunah RasulNya”.

B.  Rumusan Masalah

1. Definisi akhlak secara etimologi dan terminologi.
2. Tujuan dan Manfaat mempelajari Ilmu akhlaq

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi akhlaq secara etimologi dan terminologi.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat mempelajari ilmu akhlaq.
3. Untuk mampu merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.


BAB II

PEMBAHASAN

TINJAUAN AKHLAQ


A.  Pengertian dan Definisi Akhlaq

1.   Pengertian Akhlaq dari tinjauan Para Ulama
Kata Akhlaq berasal dari bahasa Arab yang sudah di Indonesiakan; yang juga diartikan dengan istilah perangai atau kesopanan. Kata “Akhlaq” adalah jama’ taksir dari kata “Khuluqun” yang merupakan jama’ taksir yang tetap, atau tidak dapat diubah-ubah bentuknya dengan jama’taksir yang lain. Seperti halnya “ A’naaqun dari kata ‘Unuqun yang berarti leher, Ashlaabun jama’ taksir dari kata Shulbun yang artinya tulang punggung atau tulang belakang.
Para Ulama Ilmu Akhlaq merumuskan definisinya dengan berbeda-beda tinjauan yang di kemukakannya, antara lain:
a.    Al-Qurtuby mengatakan :
Suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab-kesopanannya disebut akhlaq, karena perbuatan itu termasuk bagian dari kejadiannya.
b.   Muhammad bin ‘illan Al-Sadiqy mengatakan:
Akhlaq adalah suatu pembawaan pada diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik, dengan cara yang mudah (tanpa dorongan dari orang lain).
c.    Ibnu Maskawih mengatakan:
Akhlaq adalah keadaan jiwa yang selalu mendorong manusia berbuat, tanpa memikirkan (lebih lama).
d.   Abu Bakar Jabir Al-Jaziri mengatakan:
Akhlaq adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang disengaja.
e.    Imam Al-Ghazali mengatakan:
Akhlaq adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan; tanpa melalui maksud untuk memikirkan (lebih lama). Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan yang terpuji mennurut ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlaq yang baik. Tetapi manakala ia melahirkan tindakan yang jahat, maka dinamakan akhlaq yang buruk.
2.   Definisi akhlaq
       Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab alakhlaq yang merupakan bentuk jamak dari kata khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat (Hamzah Ya’qub, 1988: 11). Sinonim dari kata akhlak ini adalah etika dan moral. Benarlah bahwa manusia itu merupakan makhluk dua dimensi sebab Allah sebagai khaliq menciptakan manusia sebagai makhluq dengan dilengkapai dengan dua aspek penting, yakni aspek kholqun sebagai sisi fisik, yakni sesuatu yang nampak dan dapat dinilai dengan panca indera kita, sebagai contoh, kita mengatakan Fatimah ber khalq baik, itu artinya kita mengatakan Fatimah adalah orang yang berpenampilan lahiriah baik atau rupawan dan aspek khuluqun sebagai aspek non-fisik, yakni sesuatu yang tidak bisa kita nilai dengan menggunakan panca indera kita. Sebagai contoh ketika kita mengatakan bahwa Ali itu berkhulq baik, itu berarti kita mengatakan kalau Ali merupakan orang dengan karakter batin yang baik.
       Dalam bahasa Indonesia akhlaq setara dengan budi pekerti, dimana budi pekerti itu berasal dari kata majemuk yakni ‘budi’ yang berasal dari bahasa sansekerta yang berarti kesadaran atau menyadarkan dan ‘pekerti’ yang berasal dari bahasa Indonesia yang berarti kelakuan, yang dalam bahasa yunani sepadan dengan etika yang berasal dari kata ethos yang berarti kebiasaan.
Jadi, akhlaq itu adalah perilaku yang dilakukan atas dasar kesadaran.
       Secara terminologi, ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh pakar dengan redaksi yang sedikit berbeda akan tetapi memiliki maksud yang hampir sama, atau bahkan sama.
a.          Ibn Miskawaih
Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (terlebih dahulu).
b.         Imam Ghazali
Akhlaq adalah sesuatu yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (terlebih dahulu) (Rahmat Djatnika, 1996: 27).
c.          Prof. Dr. Ahmad Amin
“Akhlaq  merupakan kehendak yang dibiasakan. Artinya kehendak itu ketika membiasakan sesuatu, kebiasaan tersebut dinamakan akhlaq.
       Ketika melihat definisi yang dibawakan oleh Ahmad amin, teringat pada Ibrahim Elfiky dalam buku terapi berpikir positif mengutip perkataan dari Aristoteles: “kamu adalah apa yang kamu lakukan berulang-ulang”. Hal ini menyiratkan bahwa perlakuan apapun dalam hidup kita, yang dilakukan secara berulang akan berubah menjadi akhlaq, baik atau pun buruk, mungkin dari sinilah muncul istilah akhlaq baik dan akhlaq buruk. Contohnya: untuk pertama kalinya orang yang kikir memberikan sesuatu yang dia miliki akan terasa sangat berat, akan tetapi jika perbuatan memberi itu diulang-ulang maka pada satu titik perbuatan memberi itu akan menjadi bagian darinya. karena akhlaq merupakan sesuatu yang dibiasakan, akhlaq berkaitan erat dengan tarbiyyah atau pembinaan jiwa. Akhlaq merupakan produk, Akhlaq yang kita miliki berhubungan erat dengan pembinaan yang kita lakukan kepada diri kita, jika pembinaannya baik, maka akhlaq kita baik dan sebaliknya.
Input
(Pembinaan)
Output
(Akhlaq)
Baik
Baik
Buruk
Buruk

Manusia merupakan sebaik-baiknya ciptaan Allah, sebagai mana yang dikatakan dalam Surah At-Tin:4 “bahwa sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari sebaik-baiknya bentuk” . mungkin penjelasan dari Al Ghazali yang mengenai level penciptaan akan membantu menjelaskan ayat diatas:
Makhluk
Akal
Syahwat
Malaikat
          -
Hewan
            -
Manusia

       Karena manusia memiliki dua aspek sekaligus yang hanya salah satu dari keduanya dimiliki oleh malaikat dan hewan, maka salah satu dari keduanya akan mengungkung manusia. Manusia yang terkungkung oleh syahwatnya, derajatnya akan menjadi lebih hina dibandingkan dengan hewan, dan sebaliknya, jika manusia dikuasai oleh akalnya, maka manusia akan menjadi lebih mulia dari malaikat.
       Dari sana kita bisa melihat kaitan erat antara akhlaq dengan akal. Akal berfungsi sebagai timbangan baik buruknya sebuah perbuatan dan tentu saja sebagai fitrahnya manusia akan lebih cenderung pada hal yang baik-baik, namun kemudian pembinaan kita terhadapa apa yang kita cenderungi akan lebih mempengaruhi bagaimana akhlaq kita, oleh sebab itu pembinaan dan pengarahan yang baik menjadi penting untuk baik buruknya akhlaq kita. Selain dibekali oleh akal, manusia juga dibekali dengan sesuatu yang bernama kebebasan (free will) atau kehendak bebas, oleh sebab itu manusia bisa memilih sesuka kehendaknya apa yang akan dia lakukan dengan alasan yang logis. Orang yang memilih melakukan perbuatan baik, artinya ia memiliki alasan logis atas pilihannya sebab dia sudah memperkirakan efek buruk dari perbuatan tidak baik jika ia melakukannya.
       Dari beberapa definisi diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa akhlaq merupakan perbuatan yang dilakukan secara spontan sebagai akibat dari perbuatan tersebut dilakukan secara berulang serta dilakukan dengan kesadaran serta tanpa paksaan dari luar diri.

B.        Tujuan dan Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlaq

       Sebagai makhluk sosial manusia yang dalam kehidupan kesehariannya selalu berinteraksi dengan sesamanya sudah barang tentu membutuhkan sebuah tatacara atau cara berkomunikasi dengan baik supaya hubungan yang terjalin menjadi hubungan yang harmonis, tidak merugikan orang lain dan diri sendiri dan inilah tujuan dari keberadaan akhlaq.
       Seperti sempat disinggung diatas, bahwa manusia merupakan makhluk terbaik ciptaan Allah SWT terdapat dalam surah At-Tin, tentunya ia memiliki ciri khas tertentu yang kemudian akan membedakannya dengan makhluk lain yang Allah ciptakan. Manusia sangat khas dengan akal yang dimilikinya sampai rosulullah pernah bersabda sesungguhya seluruh kebaikan itu dapat dikenali dengan akal”, karena kemudian akal ini akan digunakan oleh manusia sebagai alat timbangan/ penimbang untuk melakukan sebuah perbuatan. Tujuan inti dari akhlak adalah untuk membentuk kehidupan yang harmonis antar sesama manusia.
       Sebagian manfaat dan tujuan dari mempelajari ilmu akhlaq adalah untuk meningkatkan derajat kehidupan manusia, menuntun kepada kebaikan, memenuhi kebutuhan keluarga, mengatur tata cara hidup bertetangga, mengatur adab pergaulan berbangsa dan bernegara, serta tujuan dan manfaat lain dari mempelajari ilmu akhlak akan dipaparkan lebih detail di bawah ini :
1.      Ilmu akhlak akan meningkatkan derajat kehidupan manusia
       Orang yang beriman dan berilmu (termasuk di dalamnya adalah ilmu akhlaq), akan lebih utama daripada orang yang tidak beriman dan berilmu. Sebab dengan pengetahuan ilmu akhlaq, seseorang akan lebih sadar mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang mengantarkan kepada kebahagiaan dan mana yang menjerumuskan kepada kesesatan dan kesengsaraan untuk dirinya. Dengan demikian seseorang akan selalu berusaha untuk bisa memilih dan melakukan kebaikan atas petunjuk Allah dan memperoleh keridloan Allah swt. sehingga bisa menjauhkan diri dari hal-hal yang tersela dan dimurkai oleh Allah swt.
Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. AL-Mujadalah : 11)
2.      Ilmu Akhlaq menuntun kepada kebaikan
       Ilmu akhlaq merupakan pendorong dan pemicu yang dapat mempengaruhi diri seseorang untuk membentuk hati yang suci baik lahir dan batin yang akan berguna bagi sesama manusia ataupun makhluk yang lain. Dengan ilmu akhlaq manusia akan ditunjukkan dan diajarkan cara-cara membentuk pribadi yang mulia, menuntun kepada akhlak yang baik dan terpuji sebagaimana firman Allah swt dalam al-Qur’an:
Artinya : Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. Al-Qalam : 4)
Dan dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW.
Artinya : Rasulullah saw adalah seorang manusia yang paling baik akhlaknya. (HR. Bukhari-Muslim)
       Ayat dan dalil hadits tersebut di atas menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw telah memperoleh pengetahuan tentang akhlaq dari al Qur'an, kemudian beliau melaksanakannya sehingga beliau menjadi manusia yang berakhlak mulia.
3.      Ilmu Akhlaq akan menyempurnakan Iman
       Akhlak mulia adalah meripakan manifestasi dari kesempurnaan iman seseorang. Sebagaimana dalil hadits
Nabi Muhammad SAW yang artinya :
“Orang yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaqnya. (HR. Tirmidzi).
Dalam keterangan hadits diatas menjelaskan bahwa orang yang sempurna imannya adalah orang yang baik akhlaqnya.
4.      Memperoleh keutamaan dihari kemudian
       Manfaat dan tujuan yang lain dari mempelajari ilmu akhlak adalah akan mendapatkan akhlak mulia. Dengan mendapatkan akhlak yang mulia, maka akan memperoleh derajat yang terhormat di akhir nanti.. Sebagaimana sabda Rasulullah Nabi Muhammad saw. :
Artinya : Tiada sesuatu yang lebih berat timbangan seseorang mukmin di hari kiamat daripada
akhlak yang baik. Dan Allah sangat benci kepada orang yang kotor (keji) mulutnya dan  kelakuannya. (H.RTirmidzi).
5.   Memenuhi hajat pokok keluarga
       Akhlak juga merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan spiritual sebagaimana kebutuhan pokok yang lain, seperti kebutuhan makanan, minuman, tempat tinggal dan kebutuhan pokok yang lain. Maka akhlak merupakan faktor yang penting dalam membina dan menegakkan kehidupan keluarga yang sejahtera lahir dan batin.
       Sebuah keluarga yang tidak terbina dengan baik akhlaknya dengan akhlak yang baik, maka tidak akan merasakan kehidupan yang bahagia, karena akan dijauhkan dari pengaruh atau pergaulan orang banyak. Akhlak yang mulia dan baik itulah yang akan menjamin keharmonisan hidup dalam rumah tangga, menjalin cinta kasih semua pihak. Dan dengan akhlak yang mulia dapat dijadikan sebagai benteng apabila datang malapetaka yang melanda kehidupan dalam rumah tangga.
6. Membina kerukunan hidup bertetangga.
       Dengan mempelajari ilmu akhlak mempunyai tujuan dan manfaat dapat membina kerukunan hidup bertetangga. Dalam kehidupan bertetangga., diperlukan budi pekerti atau akhlak yang baik, mulia dan luhur. Sebab kerukunan hidup antara tetangga itu hanya akan terjadi apabila setiap orang saling hormat-menghormati, tolong-menolong, dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang merugikan tetangga.
Sabda Nabi Muhammad SAW. Artinya : Tidak akan masuk surga, orang yang membuat tetangganya tidak tentram karena kejahatannya. (HR. Bukhari-Muslim).
7. Membina remaja
       Dari dulu hingga sekarang banyak sekali masalah kenakalan-kenakalan remaja seperti penyalahgunaan obat narkotika, minuman keras, narkotika, perkelahian, dan lain sebagainya. Hal ini adalah disebabkan karena kurangnya atau tidak terbinanya akhlak di kalangan remaja.
       Pada umumnya remaja-remaja yang terlibat berbagai kenakalan-kenakalan remaja adalah remaja yang tidak mengenal akhlak yang baik, mulia dan luhur. Sebaliknya para remaja yang berprestasi, sopan santun dan berhasil mencapai cita-cita mereka adalah dikarenakan tercapai tujuan dan manfaat dari akhlak yang mulia dan luhur budi pekertinya. Hal yang demikian tentunya karena adanya pembinaan akhlak yang baik di kalangan remaja dalam hal sopan santun,
bertata krama dan lain sebagainya.
8. Membina pergaulan umum
        Tujuan dan manfaat ilmu akhlak adalah untuk membina pergaulan umum. Akhlak menempati  posisi dan peranan yang penting dalam kehidupan dan tata pergaulan umum. Salah satu contoh dapat dikemukakan : setiap orang yang dapat diterima sebagai karyawan atau pekerja baik dalam perusahaan swasta ataupun pemerintah adalah mereka yang dapat menunjukkan surat keterangan yang menyatakan bahwa mereka berkelakuan baik atau dalam istilah sekarang adalah SKCK (Surat keterangan cakap kelakuan). Pada orang yang berakhlak rendah akan selalu dijauhkan dari pergaulan umum. Dimanapun ia berada akan banyak orang yang tidak menyukainya.
       Sebaliknya, apabila seseorang berakhlak yang baik, mulai dan luhur maka dimanapun ia berada akan banyak orang yang menyukainya sehingga ia mudah untuk berhubungan dengan siapapun. Dan biasanya orang dengan sikap seperti ini akan mudah memperoleh rizki serta mudah dalam keberhasilan berusaha.
9. Mensukseskan pembangunan negara
       Tujuan dan manfaat selanjutnya mempelajari ahklak adalah dapat mensukseskan pemabangunan negara. Akhlak merupakan salah satu faktor yang wajib ada atau mutlak dalam pembanguan bangsa dan karakter bangsa secara utuh. Oleh sebab itu hendaknya pembangunan akan lebih baik apabila pemimpin dan warganya berakhlak mulia sehingga pembangunan negara akan sukses dan tercapai dengan baik. Sebaliknya, apabila akhlak para pemimpin dan warganya rusak (misalnya korupsi, kolusi, nepotisme, keadilan tidak merata, dll), maka niscaya pembangunan di suatu yang diharapkan sukses dan berhasil baik tidak akan tercapai. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Syauqi Bey, dalam gubahan syairnya :
Artinya : suatu bangsa dikenal (jaya) karena akhlaknya. Bila akhlaknya rusak, maka rusaklah bangsa itu."
       Dapat dikatakan bahwa kejayaan atau kehancuran suatu bangsa terletak pada akhlaknya. Apabila suatu bangsa berakhlak mulia, maka tersohorlah bangsa itu. Namun apabila bangsa itu rusak akhlaknya maka rendahlah (hancurlah) nama suatu bangsa.
10. Menciptakan keakraban hidup antar bangsa dan negara
       Tujuan mempelajari ilmu akhlak dan manfaatnya adalah dapat menciptakan keakraban hidup antar bangsa dan negara di dunia. Apabila para pemimpin dunia berakhlaq baik, mulia dan bijaksana, niscaya masyarakat dunia akan merasakan kebahagiaan dan perdamaian. Namun sebaliknya, apabila pemimpin dunia itu rusak akhlaqnya, maka akan besar sekali kemungkinannya dimana-mana akan terjadi peperangan yang tentunya akan membawa banyak korban baik harta maupun jiwa.
       Apabila akhlaq mulia ini tidak dimiliki oleh para pemimpin dunia dan juga warga masyarakat dunia seluruhnya maka akan membawa kehancuran dunia baik di darat. laut maupun udara. Hal yang demikian ini adalah akibat dari perbuatan-perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab akibat pengaruh dari hawa nafsu jahat yang tidak terkendalikan.
       Sebagaimana dijelaskan dan diterangkan dalam Al-Qur'an yang artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Rum : 41)
Dengan demikian jelaslah bahwa kehidupan di dunia ini tidak dapat dilepaskan dari akhlak para pemimpinnya. Apabila dunia ini dipimpin oleh orang yang berakhlak mulia, maka roda perjalanan kehidupan dunia ini akan aman, sejahtera dan sentosa.
       Itulah beberapa tujuan dan manfaat mempelajari ilmu akhlak yang bersumber dari Kitabullah al-Qur'an dan dalil hadits Nabi Muhammad saw. Semoga kita semua dikarunia Allah menjadi hamba Allah yang terbaik, berakhlak dan berbudi pekerti yang luhur dan mulia. Amiin



BAB III

PENUTUP

A.        KESIMPULAN

       Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab alakhlaq yang merupakan bentuk jamak dari kata khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat (Hamzah Ya’qub, 1988: 11). Sinonim dari kata akhlak ini adalah etika dan moral.
Secara terminologi, ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh pakar dengan redaksi yang sedikit berbeda akan tetapi memiliki maksud yang hampir sama, atau bahkan sama.
1.         Ibn Maskawaih
Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (terlebih dahulu).
2.         Imam Ghazali
Akhlaq adalah sesuatu yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (terlebih dahulu)
3.         Prof. Dr. Ahmad Amin
“Akhlaq  merupakan kehendak yang dibiasakan. Artinya kehendak itu ketika membiasakan sesuatu, kebiasaan tersebut dinamakan akhlaq.
       Tujuan dan Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlaq:
1.         Ilmu akhlak akan meningkatkan derajat kehidupan manusia
2.         Ilmu Akhlaq menuntun kepada kebaikan
3.         Ilmu Akhlaq akan menyempurnakan Iman
4.         Memperoleh keutamaan dihari kemudian
5.         Memenuhi hajat pokok keluarga
6.         Membina kerukunan hidup bertetangga.
7.         Membina remaja
8.         Membina pergaulan umum
9.         Mensukseskan pembangunan negara
10.     Menciptakan keakraban hidup antar bangsa dan negara

B.        SARAN

       Begitu banyaknya hal yang dapat menyebabkan kemerosotan akhlaq (dekadensi moral) yang dapat menimbulkan akhlaq buruk atau perilaku tercela. Oleh karena itu kita sebagai manusia berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai akhlaq yang baik. Salah satunya dengan mengkaji Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena sumber daripada pendidikan akhlaq adalah Al-Qur’an dan Al-Hadits. Kita  harus mengetahui akhlaq baik dan buruk sesuai dengan yang kita pahami. Juga harus mengamalkan akhlaq baik dalam penerapan kehidupan sehari hari.


DAFTAR PUSTAKA


Anwar, Rosihon. 2015. Ulum Al-Qur’an. Bandung, CV. PUSTAKA SETIA.
Djatnika, Rachmat. 1985.Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia). Surabaya, Pustaka Islami.
http://zhebaulil.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-manfaat-mempelajari.html, diakses pada Senin, tanggal 14 Maret 2016.
Mahjudin.2009. Akhlak Tasawuf I. Jakarta, Kalam Mulia.
Ya’kub Hamzah. Etika Islam. Bandung, Diponegoro


Tidak ada komentar:

Posting Komentar