MEDIA
KOMUNIKASI PEMBELAJARAN:
HASIL-HASIL
PENELITIAN TENTANG MANFAAT MEDIA DALAM PEMBELAJARAN DI LEVEL PERGURUAN TINGGI
Disusun
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah
Media
Komunikasi Pembelajaran
Disusun Oleh :
Ima Surahmawati
Muhammad Imam
Mustasir
Silka Triana Lukita Sari
Rika Susilawati
Tufiq Abdul Fatah
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
SILIWANGI BANDUNG
2016/2017
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan
1. Permasalahan
2. Tujuan Penulisan
Makalah
3. Manfaat Penulisan
Makalah
B. Pembahasan
1. Hakikat Media Pembelajaran
1.2. Manfaat Media Pembelajaran
1.3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
1.4. Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran
1.5. Peranan Media Visual dalam Pembelajaran
C. Penutup
Daftar Rujukan
PEMANFAATAN
MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN EKONOMI MAKRO DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
A. Pendahuluan
Dalam hal pemanfaatan media, selain
kreativitas dosen, pertimbangan instruksional juga menjadi salah satu faktor
yang menentukan. Seringkali dosen menggunakan media pembelajaran seadanya tanpa
pertimbangan pembelajaran (instructional consideration). Ada kalanya
dosen menggunakan media canggih, semata-mata karena media tersebut tersedia di
LPTK, walaupun sesungguhnya tidak diperlukan dalam pembelajaran. Ketidaktepatan
pemanfaatan media pembelajaran banyak sekali terjadi di perguruan tinggi,
antara lain karena hal-hal yang berkaitan dengan novelty effect, biaya,
dan keterampilan dosen (Joyce, B., et al dalam Budiningsih, 2005).
Untuk menyiasati masalah ini, menurut
Samani (2007) dosen dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
“Pertama,
jika media pembelajaran tersedia banyak, pilihlah media pembelajaran
berdasarkan kompetensi yang akan dicapai, karakteristik bidang ilmu, kondisi
dosen dan mahasiswa, akses mahasiswa, biaya, proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan, tingkat kemutakhiran, serta sistem pendukung. Di samping itu,
beberapa media pembelajaran dapat dipilih untuk dimanfaatkan secara
bersama-sama (lintas matakuliah) dalam proses pembelajaran sehingga saling
memperkaya, dan efektivitas dan efisiensinya menjadi meningkat. Kedua,
jika media pembelajaran yang tersedia sedikit, maka perlu dilakukan
pengembangan media pembelajaran secara bertahap oleh dosen sendiri,
berkelompok, dan atau melibatkan pihak lain, pengelola perguruan tinggi,
industri, masyarakat, dll, agar diperoleh efisiensi dan segala konsekuensi serta
manfaatnya menjadi milik bersama”.
Pemanfaatan media pembelajaran erat
kaitannya dengan peningkatan kualitas pembelajaran yang diharapkan, dengan
tujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna, memfasilitasi
proses interaksi antara mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan mahasiswa, dan
mahasiswa dengan ahli bidang ilmu yang relevan dimana saja, serta memperkaya
pengalaman belajar mahasiswa.
Menyadari hal tersebut, seorang dosen
berupaya untuk meningkatkan hasil dan mutu pendidikan, yaitu dengan menciptakan
pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan dengan memerlukan berbagai
keterampilan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Turney (dalam Mulyasa, 2009)
bahwa ada 8 keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas
pembelajaran, antara lain: keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan
variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi
kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Setiap keterampilan tersebut memiliki komponen dan prinsip dasar tersendiri.
Salah
satu keterampilan yang berkaitan dengan media pembelajaran yaitu keterampilan
mengadakan variasi yang harus dikuasai oleh pendidik dengan tujuan untuk
mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun, dan penuh
partisipasi. Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar serta mengurangi kejenuhan
dan kebosanan. Variasi dalam pembelajaran dapat dilakukan antara lain: dalam
penggunaan metode pembelajaran, penggunaan media dan sumber belajar, pemberian
contoh dan ilustrasi, dan dalam interaksi dan kegiatan peserta didik (Mulyasa,
2009).
Apa yang
dikemukakan di atas nampaknya sulit untuk dilakukan. Namun paling tidak sebagai
pendidik harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, misalnya dengan
mengembangkan media pembelajaran atau sumber belajar lainnya. Menciptakan
pembelajaran yang efektif dengan keterlibatan siswa agar terjadi optimalisasi
belajar dan cara menumbuhkan keterampilan dasar dan keterampilan komplek pada
siswa, bukan sesuatu yang mudah. Hal ini memerlukan aspek lain yang bukan hanya
kemampuan verbal melainkan pelibatan berbagai sumber belajar yang digunakan
siswa dengan kehadiran dan penggunaan secara tepat. Oleh karena itu, diperlukan
media pembelajaran sebagai bagian dari sumber belajar. Media pembelajaran
bermanfaat untuk melengkapi, memelihara dan bahkan meningkatkan kualitas dan
proses pembelajaran yang sedang berlangsung, penggunaan media dalam
pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar, meningkatkan aktivitas siswa,
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Ketepatan
penggunaan media pembelajaran tidak terlepas dari pemahaman pendidik terhadap
ragam dan karakteristik media tersebut. Setiap jenis media pembelajaran
memiliki kekhasan tersendiri. Hal ini perlu dijadikan bagian kemampuan dan
keterampilan guru sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki menuju guru yang
profesional (Sudjana, 2001).
Perkembangan media pembelajaran sangat pesat dan telah
menjadi inovasi baru dalam dunia pendidikan. Tidak terkecuali bagi perkembangan
media visual. Media visual telah menjadi motivator, inspirator, juga inovasi
dalam membangun dunia pendidikan.
Sehubungan
dengan itu, berdasarkan pengamatan penulis bahwa pemanfaatan media pembelajaran
khususnya media visual untuk pembelajaran matakuliah ekonomi makro belum pernah
diterapkan di Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Sriwijaya,
karena media pembelajaran untuk matakuliah ekonomi makro masih terbatas pada
media cetak berupa buku teks dan modul.
Di
samping itu, sebagian materi ekonomi makro mengandung unsur verbalistik yang
memerlukan kemampuan abstraksi yang tinggi dari mahasiswa untuk
menganalisisnya, sehingga mereka sering menghadapi kesulitan dalam
mempelajarinya, khususnya materi pertumbuhan ekonomi.
Dalam hal
ini, diperlukan beberapa contoh objek kongkrit yang menarik sehingga mampu mengurangi
kejenuhan dan kebosanan dalam pembelajaran. Untuk menyiasatinya perlu sebuah
media pembelajaran yang menarik, dalam hal ini media visual.
1. Permasalahan
Dari latar belakang di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Bagaimanakah Peranan Media
Visual dalam Pembelajaran Ekonomi Makro di Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya?
2. Bagaimanakah memanfaatkan Media Visual dalam
Pembelajaran Ekonomi Makro di Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya?
2. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui Peranan Media
Visual dalam Pembelajaran Ekonomi Makro di Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya.
2. Untuk mengetahui cara memanfaatkan Media Visual
dalam Pembelajaran Ekonomi Makro di Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya.
3. Manfaat Penulisan Makalah
1. Secara teoretis, dapat
memberikan sumbangan pemikiran dan sumber rujukan untuk pemanfaatan media
pembelajaran khususnya media visual pada pembelajaran ekonomi makro bagi pihak
yang berkepentingan.
2. Secara praktis, agar media visual ini dapat
diterapkan oleh dosen pengampu matakuliah ekonomi makro dalam pembelajaran,
sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Pembahasan
1. Hakikat Media Pembelajaran
1.1.
Pengertian Media Pembelajaran
Kata
media dalam media pembelajaran secara harfiah berarti perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan, dan merupakan komponen dari sistem
instruksional di samping orang, teknik latar, dan peralatan (Sadiman dkk.,
2009).
Menurut Danim
(2008) media adalah “alat untuk memberi perangsang bagi siswa supaya terjadi
proses belajar sehingga dapat mempengaruhi efektivitas proses belajar dan
mengajar”.
Media pembelajaran oleh Commission on Instructional
Technology (dalam Miarso, 2004) diartikan sebagai media yang lahir sebagai
akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran di
samping guru, buku teks, dan papan tulis.
Sedangkan menurut Heinich et al. (1982), “Medium;
media (plural) derived from the Latin medium, “between” the term
refers to anything that carries information between a source and a receiver”.
Pengertian
media pembelajaran menurut Smaldino et al. (2007), “Media, the plural
of medium, are means of communication. Derived from the Latin medium (“between”),
the term refers to anything that carries information between a source and a
receiver. The purpose of media is to facilitate communication and learning”.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah perantara
antara sumber atau pembawa pesan dan penerima pesan atau segala sesuatu
informasi yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan untuk mengefektifkan
proses belajar. Dengan demikian, media pembelajaran memberikan penekanan pada
posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk
mengkondisikan seseorang untuk belajar. Dengan kata lain, pada saat kegiatan
belajar berlangsung bahan belajar yang diterima siswa diperoleh melalui media.
1.2. Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran,
menurut Kemp & Dayton (dalam Arsyad, 2000) dapat memenuhi tiga manfaat
utama apabila media tersebut digunakan untuk perorangan dan kelompok, yaitu (1)
memotivasi minat dan tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi
instruksi.
Sedangkan menurut Levie & Lentz (dalam Arsyad,
2000) ada empat manfaat media pembelajaran, yaitu:
1. Atensi, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang
berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi
pelajaran.
2. Afektif, yaitu dapat terlihat
dari kenikmatan siswa ketika belajar.
3. Kognitif, yaitu memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
terkandung dalam media.
4. Kompensatoris, yaitu dapat memberikan konteks untuk
memahami teks yang dapat membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Menurut Miarso (2004) manfaat media pembelajaran
antara lain:
1. Media mampu memberikan
rangsangan yang bervariasi kepada otak kita, sehingga otak kita dapat berfungsi
secara optimal.
2. Media dapat mengatasi
keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para mahasiswa.
3. Media dapat melampaui batas
ruang kelas.
4. Media dapat memungkinkan adanya
interaksi langsung antara mahasiswa dengan lingkungannya.
5. Media menghasilkan keseragaman
pengamatan.
6. Media membangkitkan keinginan
dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi
dan merangsang untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman
yang integral dari sesuatu yang kongkrit maupun abstrak.
9. Media memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk belajar mandiri, pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.
10. Media meningkatkan kemampuan
keterbacaan baru.
11. Media mampu meningkatkan efek
sosialisasi.
12. Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri
dosen maupun mahasiswa.
Media
pembelajaran mempunyai manfaat yang tidak kecil dalam kegiatan belajar mengajar
diantaranya adalah mengurangi verbalisme, memperbesar perhatian siswa, proses
pembelajaran lebih mantap, memberikan pengalaman yang nyata, memberikan
pengetahuan yang tidak diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi
yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar (Hamalik,
2001).
Di samping itu media pembelajaran juga
dapat memberikan nilai praktis, diantaranya dapat mengatasi perbedaan anak yang
kurang dalam pengalaman dengan anak yang lebih pengalamannya, dapat
menggantikan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil dan dapat dibawa ke
ruang kelas, media pembelajaran juga memungkinkan terjadinya interaksi langsung
antara siswa dan lingkungannya serta memberikan pengalaman yang menyeluruh dan
kongkrit (Rohani, 2004).
Dari uraian dan pendapat di atas dapat disimpulkan
beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran antara lain:
1. Media pembelajaran dapat
memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan
meningkatkan proses belajar.
2. Media pembelajaran dapat
meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan
motivasi belajar, sehingga kemungkinan siswa untuk belajar sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat
mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan
pengalaman siswa tentang fenomena-fenomena di lingkungan mereka serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungan.
1.3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Smaldino et
al. (2007), mengelompokkan jenis-jenis media pembelajaran antara lain:
”Six basic categories of media are text, audio,
visuals (nonprojected visuals and projected visuals), video, manipulatives
(objects), and people. Text is alphanumeric characters that may be
displayed in any format-book, poster, chalkboard, computer screen, and so on. Audio
includes anything you can hear-a person's voice, music, mechanical sounds
(running car engine), noise, and so on. Visuals are regularly used to
promote learning, they (nonprojected visuals) include diagrams on a poster,
drawings on whiteboard, photographs, graphics in a book, cartoons, and so on.
They (projected visuals) include presentation software, document camera,
overhead projection, transparency, acetate (plastic), and overlay. Video is
media that show motion, including DVDs, videotape, computer animation, and so
on. Manipulatives are three-dimensional and can be touched and handled
by students. People may be teachers, students, or subject-matter experts”.
Sedangkan menurut Heinich et al. (1982)
mengelompokkan media pembelajaran antara lain:
“Nonprojected visuals include drawings, charts,
graphs, posters, cartoons, models, realia, display formats (chalkboards,
multipurpose boards, peg boards, bulletin boards, cloth boards, magnetic
boards, flip boards, and exhibits. Projected visuals include opaque
projection, overhead projection, slides, and filmstrips. Audio media include
audio formats (phonograph records, audio tapes, audio cards, microphones, and
telelectures). Multimedia systems include sound-slide combinations,
multi-image systems, eight-millimeter film-audio cassette systems, multimedia
kits, and classroom learning centers. Film include film formats
(documentaries film, the film as an art form, student-made film, and the future
of film). Television, Simulations and Games, and Computers”.
Lebih
lanjut Schramm (dalam Riyana, 2004) mengelompokkan media dengan membedakan
antara media rumit mahal (big media) dan media sederhana murah (little
media). Kategori big media, antara lain: komputer, film, slide,
program video. Sedangkan little media antara lain: gambar, realia
sederhana, sketsa.
Sedangkan
Briggs (dalam Riyana, 2004) membagi media pembelajaran sebagai berikut: (1)
media visual, (2) media audio, (3) media “display”, (4) pengalaman nyata
dan simulasi, (5) media cetak, (6) belajar terprogram, (7) pembelajaran melalui
komputer atau sering dikenal Program Computer Aided Instruction (CAI).
Beberapa
pendapat tentang pengelompokkan media di atas, menunjukkan keberagaman media,
antara lain: media visuals (nonprojected visuals and projected visuals),
media audio, media audio visual, media cetak, multimedia, media
rumit dan mahal, dan media sederhana dan murah. Hal ini bernilai positif untuk
memberikan pilihan secara selektif kepada pendidik untuk menggunakan media sesuai
dengan tujuan pembelajaran, materi, dan kondisi psikologis peserta didik.
1.4. Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran
Untuk
mendapatkan media yang efektif dan efisien serta menyenangkan diperlukan
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan diantaranya dalam pemilihan media.
Terdapat beberapa pendapat dan cara dalam mengembangkan media, meskipun caranya
berbeda-beda, namun ada hal yang disepakati bahwa setiap media memiliki
kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh kepada efektivitas
program pembelajaran. Dalam hal ini tidak ada satu media yang sempurna, dengan
kata lain dapat digunakan dalam semua situasi, semua karakteristik siswa dan
semua mata pelajaran, namun media sifatnya kondisional dan kontekstual sesuai
dengan kebutuhan.
Sejalan
dengan hal ini, menurut Arsyad (2000) bahwa pendekatan yang ditempuh adalah
mengkaji media sebagai bagian integral dalam proses pendidikan yang berfokus
pada beberapa komponen, antara lain:
1. Instructional Goals, yaitu
tujuan instruksional apa yang akan dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Dari kajian Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Khusus
(TIK) ini bisa dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.
Jika kita kaitkan dengan kurikulum berbasis kompetensi maka kita harus
memperhatikan : standar kompetensi, kompetensi dasar, dan terutama indikator.
2. Instructional content, materi
pembelajaran, yaitu bahan atau kajian apa yang akan diajarkan pada program
pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya, dari bahan atau pokok bahasan
tersebut sampai sejauhmana kedalaman yang harus dicapai, dengan demikian kita
bisa mempertimbangkan media apa yang sesuai untuk penyampaian bahan tersebut.
3. Learner Characteristic, familiaritas
media dan karakteristik siswa. Yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang
akan digunakan dikaitkan dengan karakteristik siswa, baik secara kuantitatif
(jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasaan lain) dari siswa
terhadap media yang akan digunakan.
4. Media selection, adanya sejumlah media yang
bisa diperbandingkan karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses
pengambilan keputusan dari sejumlah media yang ada ataupun yang akan
dikembangkan.
Sedangkan menurut Sanjaya (2008) ada 5 prinsip yang
harus diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, antara lain:
1. Pemilihan media harus sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Pemilihan media harus
berdasarkan konsep yang jelas.
3. Pemilihan media harus sesuai
dengan karakteristik siswa.
4. Pemilihan media harus sesuai
dengan gaya belajar siswa serta gaya dan kemampuan guru.
5. Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi
lingkungan, fasilitas, dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum memanfaatkan media
pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip dalam pemilihan media
pembelajaran dengan tujuan untuk mendapatkan media pembelajaran yang efektif
dan efisien serta menyenangkan.
1.5. Peranan Media Visual dalam Pembelajaran
Pembelajaran
akan lebih efektif apabila objek dan kejadian yang menjadi bahan pembelajaran
dapat divisualisasikan secara realistik menyerupai keadaan yang sebenarnya,
namun tidaklah berarti bahwa media harus selalu menyerupai keadaan sebenarnya.
Menurut
Sudjana (2001) studi tentang penggunaan media visual dalam hubungannya dengan
hasil belajar menunjukkan bahwa pesan-pesan visual memberikan pengaruh tinggi
terhadap prestasi belajar siswa. Keterampilan memahami media visual dapat
diartikan sebagai kemampuan menerima dan menyampaikan pesan-pesan visual,
mencakup membaca visual secara tepat, memahami makna yang terkandung di
dalamnya, menghubungkan unsur-unsur isi pesan visual dengan pesan verbal atau
sebaliknya, serta mampu menghayati nilai-nilai keindahan visualisasi. Sedangkan
kemampuan menyampaikan pesan visual mencakup memvisualisasikan pesan verbal,
makna isi pesan, dan menyederhanakan makna dalam bentuk visualisasi.
Dalam
memanfaatkan media visual perlu memperhatikan beberapa faktor antara lain:
kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, keseimbangan, garis, bentuk, tekstur,
ruang, dan warna.
C. Penutup
Pembelajaran
akan lebih efektif apabila objek dan kejadian yang menjadi bahan pembelajaran
dapat divisualisasikan secara realistik menyerupai keadaan yang sebenarnya,
namun tidaklah berarti bahwa media harus selalu menyerupai keadaan sebenarnya.
Pemanfaatan media visual dalam pembelajaran perlu
memperhatikan keterbacaan visual untuk meningkatkan efektivitas hasil belajar.
Keterampilan memahami media visual dapat diartikan sebagai kemampuan menerima
dan menyampaikan pesan-pesan visual, mencakup membaca visual secara tepat,
memahami makna yang terkandung di dalamnya, menghubungkan unsur-unsur isi pesan
visual dengan pesan verbal atau sebaliknya, serta mampu menghayati nilai-nilai
keindahan visualisasi. Sedangkan kemampuan menyampaikan pesan visual mencakup memvisualisasikan
pesan verbal, makna isi pesan, dan menyederhanakan makna dalam bentuk
visualisasi.
Dalam
memanfaatkan media visual perlu mempertimbangkan segi artistiknya, seperti
kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, keseimbangan, garis, bentuk, tekstur,
ruang, dan warna guna mempertinggi daya tarik serta motivasi belajar.
Daftar Rujukan
Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, Indonesia.
Budiningsih, Asri. 2005. Pengembangan Sumber Belajar.
Makalah Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Inovatif dan Partisipatif,
Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Hotel Millenium,
Jakarta 4-6 Nopember 2007.
Danim, Sudarwan. 2008. Media Komunikasi Pendidikan.
Bumi Aksara, Jakarta, Indonesia.
Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi
Aksara, Jakarta, Indonesia.
Heinich R., Molenda M., and Russell J.D. 1982.
Instructional Media, and The New Technologies of Instruction. John Wiley &
Sons, Inc, Canada, USA.
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi
Pendidikan. Pustekkom Diknas, Jakarta, Indonesia.
Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional
(Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan). PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, Indonesia.
Riyana, Cepi. 2004. Media Pembelajaran. Teknologi
Pendidikan UPI, Bandung, Indonesia.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. PT Rineka
Cipta, Jakarta, Indonesia.
Sadiman A., Rahardjo R., Haryono A., dan Rahardjito.
2009. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya). PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta, Indonesia.
Samani, Muchlas. 2007. Pembelajaran Inovatif dan
Partisipatif. Makalah Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Inovatif dan
Partisipatif, Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Hotel Millenium, Jakarta 4-6 Nopember 2007.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran. Kencana, Jakarta, Indonesia.
Smaldino S.E., Lowther D.L., and Russell J.D. 2007.
Instructional Technology and Media for Learning (9th Edition). Upper Saddle
River, New Jersey, Columbus, Ohio.
Sudjana, Nana.
2001. Media Pembelajaran (Pembuatannya dan Penggunaannya). PT Remaja
Rosdakarya, Bandung, Indonesia. 13
http://eprints.unsri.ac.id/4622/3/PEMANFAATAN.....pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar